Diberdayakan oleh Blogger.

adsense link 728px X 15px

Jumat

Mengapa Perusahaan Indonesia Suka Diserang Greenpeace???

Saat ini bisnis Sawit sangat menanjak, Minyak Sawit (CPO) memiliki daya saing tertinggi dibandingkan minyak nabati lainnya. Industri Sawit 10x lebih hemat lahan 10x lebih banyak melepas oksigen dibandingkan Kedelai. Malaysia adalah produsen CPO terbesar diDunia, Minyak nabati lainnya … sudah pasti AS, Canada & Eropa.

Tahukah anda Produsen Bubur Kertas (Pulp) terbesar diDunia ?… ternyata bukanlah Indonesia yang sangat sering dibahas para Aktivis Lingkungan, Melainkan Amerika (54,2 juta MT), Canada (25,76 juta MT) dan Finlandia (15,05jutaMT)… jangan salah, dana-dana Kampanye Lingkungan yang banyak dipakai untuk menyerang Industri Indonesia justru datang dari ke-3 Negara tsb….

Kita semua perlu mewaspadainya karena Kita punya kepentingan mendasar, yaitu bagaimana menjaga KELESTARIAN HUTAN, namun tetap mengawal Industri-industri Kita yang sudah bagus TIDAK menjadi Korban kesewenang-wenangan pihak Asing & para antek-anteknya (pesan Rhenald Kasali).

Ini tentu beralasan bagi Kita dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 diDunia, angka buta huruf, Kemiskinan & kebodohan diIndonesia masih begitu besar. Kita juga harus berpikir jernih bahwa Hutan diIndonesia sangat berbeda dengan yang ada diAS, & negara Eropa lainnya yang alamnya hanya disinari matahari 3-4 bulan dalam setahun.

Berbagai iming-iming disampaikan kePemerintah mulai dari Carbon Credit hingga … agar Tidak mengeksploitasi Hutan, hingga kini Tidak ada satupun yang terealisasi….janji tinggal janji…!

Indonesia punya keunggulan yang sangat luar biasa untuk menjadi Negara paling potensial dan kompetitif dalam menghasilkan CPO & Pulp. Dengan sinar matahari yang melimpah, Curah Hujan yang cukup maka cukup 3 - 4 Tahun tanaman Sawit mulai berbuah & pohon Acacia sudah layak dipanen. bandingkan dengan negara yang miskin matahari itu membutuhkan 4 kali lebih panjang yaitu 12 -16 thn….ha…!

Lantas apa yang akan mereka lakukan ?Menurut dalil Ekonomi-Politik, mereka yang kehilangan daya saing namun sudah melakukan Investasi besar-besaran segera melakukan 2 startegi sekaligus yaitu :

1. Defensif, mereka mengirimkan pesan yang sangat jelas kepada para Birokrat pembuat kebijakan yang seakan-akan dirinya teraniaya oleh pesaing-pesaing dari Luar sehingga berhak memperoleh Proteksi & Subsidi. Ingat kasus Dumping produk Kertas & CPO dari Indonesia.

2. Ofensif, dengan memanfaatkan gairah emosi kaum muda yang antikemapanan didorong untuk bergerak melawan & mempengaruhi kebijakan spt. Greenpeace dng isu-isu Popolis lainnya.

Maka seperti diAS & negara lainnya, Industri memang harus dikawal, mereka sadar sesadar-sadarnya Pulp & CPO adalah Komoditas yang sama pentingnya dengan Energy, Komputer & persenjataan. Industri kehutanan & perkebunan diIndonesia menampung lebih dari 1 juta tenaga kerja. disana juga terlibat Industri penopang seperti Angkutan Transportasi, Warung makan, Kos-kosan dst yang melibatkan banyak orang lagi.

Kalau mau diteliti lagi dengan produksi hanya 6 juta MT, Indonesia hanya mengonversi 9 juta Ha Hutan menjadi HTI maka 2,1 juta diantaranya tetap menjadi Hutan Lindung, 2,3 juta Ha dikelola penduduk Desa hanya separuhnya saja yang benar-benar HTI & kebun sawit … bandingkan dengan AS yg memproduksi 54,2 Juta MT, Jumlah yang Kita Eksplorasi masih terlalu kecil. Jadi… waspadalah … mengapa Greenpeace lebih enak Menyerang Indonesia dan Bukan AS, Malaysia, China atau negara lainnya.

Mari Kita berpikir Jernih mengatasi masalah ini. Lestarikan Lingkungan, Selamatkan Industri & Utamakan kepentingan Bangsa. Insya Allah.


Comments :

0 mohon bimbingan to “Mengapa Perusahaan Indonesia Suka Diserang Greenpeace???”


Posting Komentar

mohon bimbingan